Sepeda tandem buatan pabrik selalu seragam karena diproduksi secara massal, sehingga keunikannya hanya akan ditemukan jika dipaki bersama-sama dengan jenis sepeda lainnya. Tetapi jika sebuah sepeda tandem dirakit sendiri oleh pegowes secara perorangan, hasilnya akan selalu cenderung unik dan menarik.
Sepeda tandem yang diproduksi pabrik akan menjadi sepeda mesra bagi pasangan yang sama-sama penyuka gowes. Saat masih pacaran sampai pengantin baru dan sebelum kelahiran anak pertama, sepeda tandem buatan pabrik punya kontribusi yang besar bagi kebahagiaan pasangan itu.
Tetapi ketika si kecil sudah mulai besar dan keinginan gowes bersama sulit dilakukan tanpa membawa si buah hati, maka di saat itulah mulai dilakukan modifikasi terhadap tandem yang berkapasitas 2 penumpang dewasa dan 1 penumpang tambahan. Di tahap tersebut mungkin kapasitas tambahan cukup disediakan dengan menambah boncengan di bagian belakang.
Saat anak bertambah usia dan sudah mampu mengayuh sepeda, maka perlu dilakukan modifikasi yang lebih sesuai. Pasalnya, tidak ada pabrik yang memproduksi sepeda tandem untuk pasangan suami istri dengan anak sesusia sekolah dasar, kemudian usia sekolah lanjutan dan seterusnya untuk usia remaja.
Saat anak mulai bertambah, keduanya menjelang berusia remaja dan mewarisi hobby kedua orang tuanya, tandem pun harus menyesuaikan dengan kebutuhan 4 pengendara aktif, maka paling standarnya adalah 4 sadel dan 4 pasang pedal yang mampu berfungsi efektif.
Tandem menjadi sebuah sepeda khusus keluarga yang senantiasa turut berkembang sesuai dengan perkembangan keluarga pemiliknya. Proses modifikasi yang dilakukan untuk membuat sepeda tandem sesuai dengan kebutuhan mkasing-masing keluarga pasangan pegowes itu selalu dipengaruhi oleh ketersediaan peralatan dan penguasaan teknologi maka akibatnya harus dilakukan kompromi di sana-sini. Karena itu sepeda tandem rakitan perorangan selalu tidak sama dan cenderung unik, baik di segi desain maupun teknis.
Rupiah Exchange Rate
0 komentar:
Posting Komentar